Catatan Kuliahku... (DESAIN GRAFIS warna dan tipografi)

WARNA

JENIS WARNA

Tanpa cahaya, warna tidak akan ada. Warna merupakan getaran atau gelombang yang diterima oleh indera penglihatan kita.

Secara Obyektif (fisik) warna adalah sifat cahaya yang dipancarkan. Sedangkan secara subyektif (psikologis) warna adalah bagian dari pengalaman indera penglihatan.

Menurut kejadiannya, warna dibagi menjadi dua:

  1. Warna Additive

Warna yang berasal dari cahaya (spectrum).

Warna pokok dari warna additive adalah Merah (Red), Hijau (Green), dan Biru (Blue), atau dalam komputer disebut warna model RGB.

Pencampuran warna cahaya (spectrum)

· Cahaya Biru (Blue) + Cahaya Merah (Red) = Cahaya Magenta

· Cahaya Merah (Red) +Cahaya Hijau (Green) = Cahaya Kuning (Yellow)

· Cahaya Hijau (Green) + Cahaya Biru (Blue) = Cahaya Sian (Cyan)

· Cahaya Biru (Blue) + Cahaya Merah (Red) + Cahaya Hijau (Green) = Putih Jernih (Bening)

  1. Warna Subtractive

Warna yang berasal dari bahan (pigmen).

Warna pokok dari warna subtractive adalah Sian (Cyan), Magenta, dan Kuning (Yellow), atau dalam Komputer disebut sebagai warna CMY.

Pencampuran warna bahan (pigmen)

· Kuning (Yellow) + Sian (Cyan) = Hijau (Green)

· Magenta + Kuning (Yellow) = Jingga Merah (Orange)

· Sian (Cyan) + Magenta = Ungu Biru (Violet)

· Kuning (Yellow) + Magenta + Sian (Cyan) = Warna Gelap (Black)

Kedudukan warna pokok Additive dan Subtractive:

DIMENSI WARNA

Terdapat tiga dimensi warna yang sangat besar pengaruhnya terhadap Desain Grafis, yaitu:

  1. Hue

Adalah: rona warna atau corak warna yang mempunyai karakteristik atau ciri khas yang digunakan untuk membedakan warna satu dengan yang lain misalnya merah, kuning, hijau, dan lain-lainnya.

Di dalam HUE terdapat klasifikasi warna yaitu warna primer, sekunder, intermediate, tersier, dan warna kuarter.

Warna Primer

Adalah warna pertama atau warna pokok. Disebut warna utama karena warna tersebut tidak dapat dibentuk dari warna lain. Disebut warna pokok karena warna tersebut dapat digunakan sebagai pokok pencampuran untuk memperoleh warna-warna lain. Nama-nama warna primer, yaitu:

· Biru, nama warna sebenarnya adalah sian (Cyan), yaitu biru semu hijau.

· Merah, nama sebenarnya adalah Magenta, yaitu merah semu ungu.

· Kuning, disebut juga sebagai Lemon Yellow dan dalam tinta cetak disebut Yellow.

Warna Sekunder

Adalah warna kedua, yaitu warna jadian dari percampuran dua warna primer. Nama-nama warna sekunder, yaitu:

· Jingga (oranye), adalah hasil pencampuran warna merah dan kuning

· Ungu (Violet), adalah hasil pencampuran warna merah dan biru

· Hijau, adalah hasil pencampuran warna kuning dan biru.

Warna Intermediate

Adalah warna perantara, yaitu warna yang ada diantara warna primer dan sekunder pada lingkaran warna. Nama-nama warna Intermediate, yaitu:

· Kuning Hijau (sejenis Moon Green), yaitu warna yang ada diantara kuning dan hijau.

· Kuning Jingga (sejenis Deep Yellow), yaitu warna yang ada diantara kuning dan jingga.

· Merah Jingga (Red / Vermilion), yaitu warna yang ada diantara merah dan jingga.

· Merah Ungu (Purple), yaitu warna yang ada diantara merah dan ungu/ violet.

· Biru Violet (sejenis Blue/Indigo), yaitu warna yang ada diantara biru dan ungu / violet.

· Biru Hijau (sejenis Sea Green), yaitu warna yang ada diantara biru dan hijau.

Warna Tersier

Adalah warna ketiga, yaitu warna hasil percampuran dari dua warna sekunder atau warna kedua. Nama-nama warna tersier, yaitu:

· Coklat Kuning (disebut juga Siena Mentah, Kuning Tersier, Yellow Ochre, atau Olive), yaitu percampuran warna jingga dan hijau.

· Coklat Merah (disebut juga Siene Bakar, Merah Tersier, Burnt Siena, atau Red Brown), yaitu percampuran warna jingga dan ungu.

· Coklat biru (disebut juga Siena Sepia, Biru Tersier, Zaitun, atau Navy Blue), yaitu percampuran warna hijau dan ungu.

Warna Kuarter

Adalah warna ke empat, yaitu warna hasil percampuran dari dua warna tersier atau warna ke tiga. Nama-nama warna kuarter adalah:

· Coklat Jingga (Jingga / Oranye Kuarter, atau semacam Brown), yaitu hasil percampuran kuning tersier dan merah tersier.

· Coklat Hijau (Hijau kuarter, semacam Moss Green), yaitu percampuran biru tersier dan kuning tersier.

· Coklat Ungu (Ungu / Violet kuarter, atau semacam Deep Purple), yaitu hasil percampuran merah tersier dan biru tersier.

  1. Value

Adalah: dimensi mengenai terang gelap atau tua muda warna, atau disebut juga dengan istilah ”brightness” atau ke ”terang” an warna.

Pada skala value terlihat sembilan tingkatan gelap ke terang. Tingkatan ke 1, 2, 3, adalah value gelap yang disebut SHADE. Tingkatan 4, 5, 6, adalah value sedang yang disebut TONE. Tingkatan 7, 8, 9, adalah value terang yang disebut TINT.

Value 1 adalah hitam yang kita lihat sehari-hari, 0 merupakan hitam ideal (hitam yang sama sekali tidak memancarkan cahaya)

Value 9 adalah putih yang kita lihat sehari-hari, 10 adalah putih ideal (seperti putih bening sebagai sumber cahaya).

Value 5 adalah Abu-abu atau value tengah-tengah.

  1. Chroma (Intensitas Warna)

Adalah: tingkat kekuatan atau intensitas warna, yaitu kuat lemahnya warna, cerah redupnya warna, atau murni kotornya warna. (hampir mirip dengan Saturation / penyerapan warna atau peredaman warna, bedanya Chroma color adalah pengukuran dari seberapa murni sebuah HUE dalam hubungannya dengan warna abu-abu; sedangkan Saturation adalah derajat kemurnian dari sebuah HUE).

KOMBINASI WARNA

  1. Warna Akromatik

Adalah warna kombinasi gelap dan terang saja. Asal katanya adalah A=tidak, Chromatic=Warna. Biasa kita sebut sebagai Grayscale. Kombinasi warna tersebut berkesan klasik dan artistik, yang banyak dipakai untuk fotografi atau surat kabar.

  1. Monokrom / Netral

Adalah satu warna Hue yang dikombinasikan dengan gelap terang. Disebut juga monokrom. Kombinasi warna ini sangat sederhana, tidak banyak resiko dan mudah diterima mata. Kelemahannya kombinasi ini akan membosankan dan mudah ditinggalkan. Easy come, easy go.

  1. Komplementer

Adalah dua warna Hue yang berlawanan, dikombinasikan dengan gelap terang. Disebut juga warna komplementer. Kombinasi tersebut akan menarik mata (eye catching), tapi jika anda tidak berhasil menggabungkan 2 warna tersebut, akan terlihat lepas / tidak matching.

  1. Pastel dan Dark Colors

Adalah warna-warna yang mendekati warna terang / putih. Biasa disebut juga warna Sepia. Kebalikan dari pastel adalah warna-warna gelap disebut juga Dark Colors.

  1. Analog

Adalah warna-warna beda hue yang bersebelahan, sehingga kombinasinya akan lebih mudah diterima mata dan lebih berani dibanding warna monokrom.

  1. Clash

Adalah dua warna yang berlawanan (komplementer), tetapi menyimpang / bergeser satu hue. Sesuai namanya ’clash’ adalah warna yang tidak harmonis / bertentangan / tabrakan sehingga kombinasi warna tersebut tidak enak dipandang. Tapi dengan teknik tertentu, akan di dapat paduan warna yang inovatif dan khas.

  1. Split Komplementer

Lebih rumit dari warna clash, karena terdiri dari tiga warna yang tidak harmonis / clash. Bila Anda dapat menyatukan 3 warna tersebut dalam sebuah desain, akan dihasilkan karya inovatif dan spektakuler. Jika gagal menyatukannya akan menyakitkan mata dan memusingkan kepala.

  1. Triangle Primer, Sekunder dan Intermediate

Merupakan perpaduan dari tiga warna senasib. (Primary, Sekunder, Intermediate). Meskipun 3 warna, kombinasi tersebut cenderung tidak clash.

PSIKOLOGI WARNA

  1. Merah

Melambangkan: perjuangan, nafsu, aktif, agresif, dominan, kemauan keras, persaingan, keberanian, energi, kehangatan, cinta, bahaya.

  1. Biru

Melambangkan: ketenangan, kepercayaan, keamanan, teknologi, kebersihan, keteraturan.

  1. Hijau

Melambangkan: alami, sehat, keinginan, keberuntungan, kebanggaan, kekerasan hati dan berkuasa.

  1. Kuning

Melambangkan: optimisme, harapan, tidak jujur, berubah-ubah, gembira, santai.

  1. Ungu / Jingga

Melambangkan: spiritual, misteri, kebangsawanan, sombong, kasar, dan keangkuhan.

  1. Oranye

Melambangkan: energi, semangat, segar, keseimbangan, ceria, hangat.

  1. Coklat

Melambangkan: tanah/bumi, kenyamanan, daya tahan, suka merebut, tidak suka memberi hati, kurang toleran, pesimis terhadap kesehjahteraan dan kebahagiaan masa depan.

  1. Abu-abu

Melambangkan: intelek, futuristik, milenium, sedih

  1. Putih

Melambangkan: bersih, tepat, tidak bersalah

10. Hitam

Melambangkan: power, jahat, canggih, kematian, misteri, ketakutan, sedih, anggun.

CARA PEMILIHAN WARNA

  1. Sebelum memilih-milih warna, Anda harus mengetahui pembuatan warna, seperti yang telah dibahas sebelumnya. Anda harus dapat membedakan antara hue, lightness, saturation juga warna primer, komplementer, monokrom dan psikologi warna.
  2. Mengetahui target / audience yang akan menggunakan karya Anda. Apakah audience Anda anak balita, remaja, dewasa, atau usia lanjut, laki-laki atau perempuan. Sehingga Anda tinggal mencocokkan dengan warna dan psikologi yang diinginkan.

Warna dan Usia:

l Anak-anak (Kontras, Kuat, & Murni)

l Remaja (Panas, Semarak, & Segar)

l Dewasa (Hijau, Segar, Tenang, & Lembut tapi dinamis)

l Orang Tua (Tenang, Sejuk & Lembut)

  1. Jika Anda telah memilih warna tertentu, bukan berarti warna lain tidak bisa dipakai. Yang harus Anda perhatikan jangan sampai warna lain tersebut mengalahkan kekuatan warna yang Anda pilih.
  2. Sebelum mendesain, sebaiknya tentukan dahulu warna latar belakang. Karena warna background akan dilihat atau dirasakan pertama kali. Warna background disini bisa berupa blok warna atau gambar monokrom.
  3. Keuntungan background gelap yaitu dapat diberi efek cahaya atau flare. Keuntungan background putih dapat diberi efek bayangan.
  4. Sebelum memilih warna yang berbeda jenis / hue, lebih mudah pilih warna monokrom yang berbeda gelap terang (lightness) atau cerah pudar (tint) nya. Terlalu banyak perbedaan warna hue, seperti warna pelangi, akan sulit mengaturnya, dibanding 2 warna tapi dengan variasi gelap terang (lightness).
  5. Terlalu banyak warna hue dan lightness akan mengakibatkan kontras yang berlebihan. Hanya sedikit batas antara kontras dan kacau (chaos).
  6. Tentukan atau batasi warna utama hanya 2 atau 3 warna hue saja. Hitam dan putih jangan dianggap sebagai warna karena fungsinya adalah sebagai cahaya (lightness).
  7. Desain menggunakan 4 warna bisa menguras waktu dan tenaga. Desain menggunakan 5 warna adalah terlalu sulit, akan memeras pikiran dan resiko gagalnyapun tinggi.

10. Jika Anda belum berani bereksperimen dengan warna atau ingin belajar menahan diri, gunakan warna akromatik / grayscale. Hal ini akan menghindari dari masalah clash atau chaos.

11. Alam adalah contoh yang baik untuk mendapatkan kombinasi warna yang harmonis. Lihatlah pohon, daun, tanah, dan langit di saat pagi hingga malam. Karena kita terbiasa dengan alam tersebut, maka mata kita tidak akan mengatakan ”kacau”. Sehingga tidak ada warna hue yang ”bertabrakan”.

12. Warna yang tidak biasa / tidak natural seperti: cyan, magenta, ungu dapat dipakai untuk ”mengejutkan” audience. Tetapi jika terlalu banyak kejutan, karya Anda akan kehilangan informasi yang ingin disampaikan.

TIPOGRAFI

Pendahuluan

Salah satu aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan manusia adalah berkomunikasi, baik itu dalam melakukan kegiatan belajar, bekerja maupun bermain.

Kelancaran dan keberhasilan sebuah aktivitas komunikasi ditentukan oleh perangkat yang menjembatani antara si pengirim pesan dan si penerima pesan. Selama berabad-abad lamanya telah terbukti bahwa bahasa tulis merupakan sebuah perangkat komunikasi yang efektif.

Bahasa tulis merupakan salah satu indikator yang membedakan antara masa awal sejarah dan prasejarah. Perkembangan bahasa tulis bermula sejak sebelum Masehi, dimana awalnya manusia menggunakan bahasa gambar untuk berkomunikasi.

Bangsa Afrika dan Eropa mengawali pada tahun 35000-4000 sebelum Masehi dengan membuat lukisan di dinding gua. Sekitar tahun 3100 SM, bangsa Mesir menggunakan pictograph sebagai symbol-simbol yang menggambarkan sebuah objek. Komunikasi dengan menggunakan gambar berkembang dari pictograph hingga ideograph (simbol-simbol yang merepresentasikan gagasan yang lebih kompleks serta konsep abstrak lain).

Perpindahan yang mendasar dari bahasa gambar dan tanda yang dibunyikan (pictograph – ideograph) hingga bahasa tulis yang dapat dibunyikan dan memiliki arti (phonograph) dapat dilihat pada system alphabet Phoenician pertama yang diperkenalkan pada tahun 1300 sebelum Masehi. Alfabet ini terdiri dari 23 simbol yang sangat sederhana dan terbatas hanya sebagai perwakilan unsur bunyi.

Bangsa Yunani kemudian mengadaptasi sistem alphabet ini ke dalam struktur anatomi huruf yang lebih teratur dengan menerapkan bentuk-bentuk geometris.

Sistem alphabet kemudian terus berkembang hingga akhirnya bangsa Romawi menyempurnakannya ke dalam bentuk huruf yang sebagaimana kita kenal dan gunakan sekarang.

Anatomi Huruf

Setiap bentuk huruf dalam sebuah alphabet memiliki keunikan fisik tersendiri. Jadi huruf ternyata tidak sesederhana yang dapat kita lihat secara sepintas.

Menurut teori GESTALT (teori yang dilahirkan oleh psikolog dari Jerman dan Austria pada tahun 1900), untuk membaca gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan FIGURE dan ruang negatif yang disebut dengan GROUND.

Langkah awal untuk mempelajari Tipografi adalah mengenali atau memahami anatomi huruf. Seperti halnya dengan manusia, huruf memiliki berbagai organ yang berbeda.

Baseline

Sebuah garis maya lurus horizontal yang menjadi batas dari bagian terbawah dari setiap huruf besar

Capline

Sebuah garis maya lurus horizontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari setiap huruf besar.

Meanline

Sebuah garis maya lurus horizontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari badan setiap huruf kecil

x-Height

Jarak ketinggian dari baseline sampai ke meanline. X-height merupakan tinggi dari badan huruf kecil. Cara yang termudah mengukur ketinggian badan huruf kecil adalah dengan menggunakan huruf “x”.

Ascender

Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di antara meanline dan capline.

Descender

Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di bawah baseline.

Jika menggunakan huruf-huruf kapital (Capitalize) akan terdiri dari batas-batas yang lebih sederhana, yaitu capline, baseline dan capital height.

Aplikasi dalam desain:

  1. Dengan kesederhanaan huruf kapital (Capitalize) akan membentuk garis semu pada capline dan baseline, sehingga cocok dipadukan dengan garis-garis horisontal dan bidang persegi empat.

atau

  1. Dengan huruf-huruf kecil (lower case) yang memiliki variasi tinggi, ascender, dan descender, kita mendapat ruang yang dapat dipakai untuk obyek lain seperti garis atau teks lain.

atau

Setiap individu huruf, angka, dan tanda baca dalam tipografi disebut sebagai character. Seluruh character secara optis rata dengan baseline. Tinggi dari badan huruf kecil secara optis rata dengan x-height. Setiap charater apakah huruf besar atau kecil memiliki batang (stem) yang pada bagian ujung-ujungnya dapat ditemukan beberapa garis akhir sebagai penutup yang disebut terminal.

Garis pembuka dan penutup dari stroke disebut SERIF, sedangkan huruf yang tidak memiliki serif disebut sebagai huruf SAN SERIF.

Aplikasi dalam desain:

1. Dengan mengetahui komponen-komponen tersebut, kita dapat memainkan terminal dan batang sehingga membentuk tulisan unik atau logo seperti gambar berikut:

Pada dasarnya setiap huruf terdiri dari kombinasi berbagai guratan garis (strokes) yang terbagi menjadi dua, yaitu guratan garis dasar (basic stroke) dan guratan garis sekunder (secondary stroke).

Ditinjau dari dari sudut GEOMETRI, garis dasar yang mendominasi struktur huruf dibagi dalam 4 kelompok besar, yaitu:

Aplikasi dalam desain:

  1. Pada contoh huruf ‘E’ jenis Arial Black terdiri dari garis tegak-datar (horizontal dan vertical). Dengan demikian, dengan mengambil unsure yang sama, kita dapat menggabungkan dengan bentuk kotak.

  1. Dengan huruf ’X” yang mempunyai sumbu garis miring (diagonal) yang digabung dengan 4 buah segitiga.

  1. Huruf ’C’ dan ’Q’ yang mempunyai sumbu melengkung (kurva) yang digabungkan dengan bentuk lingkaran.

Ditinjau dari hukum GESTALT, huruf memiliki dua ruang dasar, figure (Positif) dan ground (Negatif). Ruang Negatif dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

  1. Ruang negative bersudut lengkung (B, C, D, T, G, , P, Q, R, S, U)

  1. Ruang negative bersudut persegi empat (E, F, H, I, L, T)

  1. Ruang negative bersudut persegi tiga (A, K, M, N, V, W, X, Y, Z)

Huruf juga dapat dikelompokkan menjadi 5 tipe, yaitu:

  1. Huruf Tak Berkait (Sans Serif)

Adalah bentuk huruf yang tidak memiliki kait, bertangkai tebal, sederhana dan lebih mudah dibaca. Ciri lain jenis huruf ini adalah tidak memiliki stroke (ekor). Ujungnya bisa berbentuk tumpul (rounded corner) atau tajam. Sifat huruf ini kurang formal, lebih hangat, dan bersahabat. San-Serif biasanya sangat cocok untuk screen-font (tampilan layar monitor) karena tajam dan gampang dibaca. Bentuk huruf Sans-Serif yang paling popular adalah Helvetica, Arial, Avant Garde, dan Vaground

  1. Huruf Berkait (Serif)

Adalah bentuk huruf yang memiliki kait, dengan ketebalan yang kontras. Jenis huruf (typefaces) dengan stroke menghiasi jenis huruf ini. Jenis ini merupakan huruf yang formal. Serif mengekspresikan organisasi dan intelektualitas. Sangat anggun dan konservatif. Contoh paling umum adalah Times Roman, Garamound, Dwitan, Tiffany, dan lain-lain.

  1. Huruf Tulis / Latin (Script)

Jenis ini merupakan dasar dari bentuk huruf yang ditulis dengan tangan, kontras tebal dan tipisnya sedikit, saling berhubungan dan mengalir. Jenis huruf ini juga sering disebut Kursif (Cursice). Memberikan kesan keanggunan, sophistication, dan sentuhan pribadi dan tradisional. Pemakaiannya jangan sampai terlalu banyak. Contoh, Brush Script, Shelley, Mystral, Comic Sans, Lucida Handwriting, dan lain-lain

  1. Dekoratif (Decorative)

Bentuk huruf yang sangat rumit desainnya. Bentuk ini akan sangat memusingkan jika dipakai sebagai body text, dan hanya cocok untuk dipakai (secara terbatas) untuk headline. Jenisnya sangat banyak. Font decorative bisa membuat efek respons yang berbeda. Jenis decorative biasanya paling cocok digunakan untuk judul, dan lebih baik jangan digunakan sebagai body text/ body copy. Contoh, Augsburger Initial, English, dan lain-lain. Sifat dari bentuk huruf ini adalah mewah, bebas, anggun, dan tradisional.

  1. Monospace

Setiap huruf yang berjenis monospace mempunyai jarak/lebar yang sama setiap hurufnya. Huruf W dan I mempunyai ruang yang sama. Contoh huruf monospace adalah Courier, Monotype, Lucida Console, dan lain-lain. Huruf pada mesin ketik juga merupakan contoh monospace. Jenis monospace banyak digunakan oleh programmer untuk coding, dan juga untuk preformatted text. Belakangan ini, bentuk monospace banyak dipakai oleh desainer yang beraliran grunge alternative. Sifatnya adalah formal, sederhana, futuristik, kaku seperti mesin ketik.

Aplikasi dalam desain:

  1. Dengan kombinasi jenis FONT, akan memberikan penekanan yang kuat pada kata yang diinginkan.

Pengukuran Ruang Tipografi dan Spasi Huruf

Istilah spasi seringkali dipergunakan dalam pekerjaan pengetikan naskah. Istilah ini sebenarnya menunjuk pada interval antarelemen tipografi yang mencakup:

  1. JARAK ANTAR HURUF – kerning dan tracking

Pengukuran jarak antar huruf (KERNING dan TRACKING) dalam photo-typesetting dan digital composition dihitung dengan system UNIT. Sistem ini tidak memiliki acuan pengukuran yang tetap, dalam pengertian bahwa unit memiliki nilai yang berbeda-beda, tergantung pada system yang digunakan. Em berupa kotak seukuran besar huruf (kotak ini dibagi menjadi beberapa segmen yang sama besar dan setiap segmen disebut unit). Misalnya, huruf K dan T dapat memiliki lebar 9 unit, sementara huruf P dapat memiliki lebar 10 unit.

  1. JARAK ANTAR KATA – word spacing

Teknik tradisional yang digunakan untuk pengukuran ruang jarak antarkata adalah penyisipan potongan metal yang diletakkan di antara huruf yang satu dan yang lain. Potongan metal ini disebut quad. Sebuah quad berbentuk persegi empat yang merupakan kotak sebesar ukuran huruf. Quad memiliki satuan yang disebut sebagai em. Ukuran setengah dari em adlah en. Apabila huruf dengan ukuran 10 pt maka em-quad-nya berukuran 10pt x 10pt. Untuk memperjelas gambaran tentang teknik tradisional ini, berikut ini contoh penggunaan pengukuran dengan satuan em dan en.

  1. JARAK ANTAR BARIS – leading

Pengukuran leading menggunakan metal yang disisipkan di antara baris. Besar-kecilnya nilai leading tidak berpengaruh kepada besar kecil huruf, namun mempengaruhi kerapatan antarbaris (grayness).

Aplikasi dalam desain:

  1. Dengan kombinasi rapat dan renggang akan menambah fokus pada huruf rapat.

  1. Jarak antar huruf memungkinkan disisipkan (misal) garis dan juga diberi objek background pada setiap hurufnya.

atau

  1. Jarak antar kata bisa disisipkan (misal) garis.

  1. Dengan merenggangkan baris, akan lebih leluasa dalam pembacaan, penambahan objek background dan memungkinkan menyisipkan objek antar baris.

Sedangkan tiga dasar pengukuran dalam tipografi adalah:

  1. Point (pt), untuk mengukur tinggi huruf
  2. Pica, untuk mengukur panjang baris
  3. Unit, untuk mengukur dari lebar persatuan huruf serta jarak antarhuruf.

Karakteristik Huruf

Karakteristik huruf merupakan watak atau kekhasan huruf dari A-Z. Karakteristik huruf yang berbeda dapat menimbulkan kekontrasan dan efek visual tersendiri. Huruf dapat dikembangkan, berakar pada bentuk dasarnya (regular) tetapi tetap memiliki kesinambungan bentuk. Pengembangan sebenarnya dapat menimbulkan perbedaan tampilan yang pada dasarnya dapat mengubah tiga dimensi, yaitu berat, proporsi, dan kemiringan.

  1. Berat

Perubahan berat struktur bentuk dasar huruf terletak pada perbandingan antara tinggi huruf dengan lebar stroke. Dari beratnya, huruf dikelompokkan menjadi tiga, yaitu light, regular, dan bold.

Tabel 1: Berat huruf menurut perbandingan tinggi (T) dan Lebar stroke (L)

  1. Proporsi

Proporsi merupakan perbandingan antara huruf tercetak dengan lebar dari huruf itu sendiri. Pembagiannya adalah condensed, regular, dan extended.

Tabel 2: Proporsi huruf menurut perbandingan tinggi (T) dan Lebar stroke (L)

  1. Kemiringan

Yang dimaksud adalah sudut kemiringan huruf dari posisinya semula (posisi vertikalnya), biasa dikenal dengan istilah jenis huruf italic, untuk memberikan penekanan terhadap kata penting maupun kata asing yang tidak terlalu panjang. Sudut kemiringan sudah dirancang sebesar 12۫۫ sehingga nyaman bagi mata manusia.

Pada waktu dua huruf atau lebih dikombinasikan maka akan menimbulkan kekontrasan akibat perbedaan tampilannya. Kontras juga menunjuk pada kekuatan intensitas visual yang dihasilkan. Menurut Freddy Adiono Basuki (2000), kombinasi yang dapat menyebabkan kekontrasan adalah:

  1. Tebal-tipisnya huruf, menyangkut berat dan ringannya, tebal dan tipis, serta kesan kuat-lemahnya huruf.

  1. Besar-kecilnya huruf, terletak kepada besar kecil skala perbandingan ukuran dengan satu tipe keluarga huruf.

  1. Keras-lembutnya huruf, kekontrasan pada sensasi karena perbedaan tipe huruf.

  1. Lebar-sempitnya huruf: kekontrasan adalah ukuran horizontal huruf jauh dekat, sempit ke lebar dan tinggi ke luas.

  1. Tegak-miringnya huruf: kekontrasan tetap dinamis, tegak lurus ke kaku dan berhenti menuju ke sesuatu.

  1. Padat-konturnya huruf: kekontrasan berkait dengan penuh dan kosong, positif dan negative, hitam ke putih, hidup dan mati.

  1. Padat-bergeraknya huruf: menyangkut kekontrasan antara penuh dengan bagian-bagian, lengkap dan tidak lengkap, tenang dan kacau.

Aplikasi dalam desain:

1. Dengan membedakan ketebalan (bold) secara ekstrim dapat membuat focus pada kata yang ingin ditekankan.

2. Kombinasi Bold dan Italics secara Ekstrim, kalimat dapat terbaca meskipun tanpa spasi.

3. Kombinasi Bold dan Italic atau kombinasi Bold dengan jenis font yang lain dapat memberikan penekanan dan perubahan makna.

Transformasi Dasar

Dengan menggunakan prinsip transformasi pada gambar, huruf dapat dikombinasikan dengan macam-macam jenis transformasi PRST (Position-Rotation-Scale-Transparancy, dll).

1. Position

Kombinasi posisi setiap huruf dalam kata

2. Rotation

Kombinasi rotasi dan orientasi posisi setiap huruf dalam kata

atau

3. Scale / Size

Kombinasi ukuran font (Font Size)

4. Proportion

Dengan jenis huruf yang sama, dapat dibuat kombinasi proporsi setiap huruf sehingga ada yang pipih/gepeng, lonjong, normal, dll.

5. Mirror (Cermin)

Dengan mencerminkan jenis salah satu huruf, akan membuat sesuatu yang tidak lazim dan kontradiktif sehingga dapat menarik perhatian.

6. Skew

Dengan men-skew huruf dalam kata, dapat membuat kesan dinamis, atraktif dan futuristik. Cocok untuk judul film action.

7. Transparency

Dengan huruf-huruf transparan yang saling tumpang tindih, akan membuat kesan lain di daerah perpotongannya.

8. Warna

Perbedaan warna pada huruf-huruf, dapat membuat penekanan dan perubahan makna.

9. Batas

Penempatan huruf-huruf sampai melewati batas area desain, dapat menarik perhatian, penasaran dan arti lain.

1 komentar: